Temen-temen jemaah haji lainnya juga mengalami problem yang sama, akhirnya banyak yang ganti pake nomer lokal. Sebenarnya gampang kok belinya, trus tinggal pindah sim card, beres!! Sebagian jamaah awalnya ragu karena mempertahankan komunikasi dengan relasi atau keluargnya, akhirnya banyak juga yg beralih. SIM Card prepaid / pra bayar banyak dijual di toko maupun pedagang asongan, harganya yang termurah untuk nomer perdana 100 real. Tarifnya kalau sms ke lokal arab sana cuma 0.25 real, sms ke Indonesia cuma 0.5 real…Nah lho kalau gitu kapan bisa ngabisi pulsanya, ada temennya isteri malah ngasih pinjaman gratis HP nya di Jeddah karena pulsanya masih banyak, silahkan siapa yang perlu telpon keluarga pake telpon gratis katanya. Waah hemat tenan ? ?? Cuma memang itulah jemaah haji kita kurang dapat info kayak gini, mereka sudah termakan promosi operator Indo yang ternyata disamping harga pulsa mahal, kalau kita ada masalah juga lambat solusinya.
Sebagai Informasi Bagi yang mau mengaktifkan roaming international (Untuk Operator TSel):
1. Langsung datang ke GraPARI yang perlu dibawa untuk mengaktifkan SLI/Roaming Internasional selama ibadah haji adalah:
- No tsb adalah no ybs.
- KTP
- Passport/Bukti setoran ONH
- Uang jaminan gak mesti. Artinya akan menjadi kebijakan graPARI, terkait dengan masa kartu aktif, usage selama ini dlsb, tapi kebiasaannya sih ada uang jaminan.
Tips hemat menggunakan kartuHALO
- Lebih baik terima panggilan, tariff flat Rp. 4.000/menit
- Call ke Indonesia, gunakan operator Mobiliy Sabtu-Kamis offpeak 21.00 – 07.00 (waktu setempat) dan Jumat/Hari Libur = SAR 3,34/Menit atau sekitar Rp. 8.350/mnt
- Gunakan SMS dengan tariff +/- SAR 0.8 atau sekitar 2.000 / SMS
Tips hemat menggunakan kartu simPATI
- Lebih baik terima panggilan, tariff Rp. 5.500/menit
- Call ke Indonesia, pergunakan cara call UCB Rp. 13.100/menit : *131*+#) Contoh : *131*+62215240811#
- Kirim SMS = Rp.3.500/sms. Pastikan No. service center adalah +6281100000
Untuk mengetahui tarif lebih detail dapat menghubungi call center Telkomsel , 111 dari kartuHALO dan 116 dari simPATI
Nah sekarang tinggal anda pertimbangkan mau pake nomor Indonesia atau beli SIM Card disana, silahkan hitung-hitungan.
WARTEL di King Abdul Aziz Airport
Waktu menunggu di Jeddah bisa digunakan untuk shalat, memeriksa barang bawaan, atau berkeliling melihat-lihat situasi bandara. Jamaah gelombang kedua yang akan ke Makkah biasanya sudah berganti pakaian ihram di bandara ini. Sedangkan jamaah gelombang pertama hendaknya menyiapkan pakaian hangat untuk mengantisipasi udara dingin dalam perjalanan ke Madinah.
Jika ingin makan, jamaah bisa membeli makanan di restoran-restoran yang tersedia. Semua restoran dimiliki oleh jaringan Al Baiaader. Makanan yang dijual relatif lebih mahal dibandingkan harga di luaran. Air mineral harganya sekitar 3 riyal. Makan dengan menu kentang dan ayam sekitar 12 riyal. Tapi porsinya 'raksasa', dijamin tak akan habis jika dimakan sendiri oleh orang Indonesia. Jika ini menelepon ke Tanah Air, jamaah bisa menuju ke wartel-wartel yang ada di bandara. Cuma untuk menelepon, jamaah harus waspada. Penjaga telepon biasanya tetap mengutip 2-3 riyal setiap kali menelepon kendati nomor yang kita tuju tidak tersambung. Jangan lupa mintalah struk pemakaian saat akan membayar.
Jika ingin makan, jamaah bisa membeli makanan di restoran-restoran yang tersedia. Semua restoran dimiliki oleh jaringan Al Baiaader. Makanan yang dijual relatif lebih mahal dibandingkan harga di luaran. Air mineral harganya sekitar 3 riyal. Makan dengan menu kentang dan ayam sekitar 12 riyal. Tapi porsinya 'raksasa', dijamin tak akan habis jika dimakan sendiri oleh orang Indonesia. Jika ini menelepon ke Tanah Air, jamaah bisa menuju ke wartel-wartel yang ada di bandara. Cuma untuk menelepon, jamaah harus waspada. Penjaga telepon biasanya tetap mengutip 2-3 riyal setiap kali menelepon kendati nomor yang kita tuju tidak tersambung. Jangan lupa mintalah struk pemakaian saat akan membayar.
Dokumentasi
Biasanya untuk kenang-kenangan ketika kita sudah berada di tanah air. Namun ada juga diantara jamaah kami yang nggak setuju bawa kamera, katanya nggak pada tempatnya. Berangkat haji kan untuk ibadah bukan wisata, he he he. Cuma pas sampai di Indonesia dia cari-cari aku untuk bagi dokumentasi dari hasil shooting handycamku. Aku bawa camera digital dan handycam sony kecil agar mudah dibawa dan tidak merepotkan.
Hati-hatilah mengambil Photo, Video selama di tanah suci
Penggunaannyapun harus disesuaikan dengan kondisi Arab saudi, karena tidak semua tempat boleh menggunakan alat tersebut, biasanya kami gunakan di tempat ziarah. Nah kalau didalam masjid tentunya ini membawa resiko, untuk itu pandai-pandailah menyisatinya kalau menggunakan camera matikan lampu/blitznya, yang jelas memang dilarang sesuai dengan pengumuman yang terpampang di halaman masjid (cuma mungkin karena dalam bahasa inggris dan Arab, jadi banyak jamaah yang tidak ngerti). Disana aku melihat sendiri beberapa orang yang tertangkap dan digiring ke kantor askar karena kedapatan mengambil gambar didalam masjidil haram. Biasanya curi curi bawa kamera ke masjidil Haram dan karena nggak pernah ketauan askar biasanya jadi kecanduan. Bawa handphone berkamera terus…foto kabah, bukit safa & marwah dan bagian dalam masjidil haram yang menarik lainnya.Nah pas lagi apes dia tertangkap basah!! oleh askar. Biasanya diproses di kantor dan membuat perjanjian, si askar menyita memory cardnya.Nah bisa dibayangkan, hilang sudah semua dokumentasi yang sudah susah-susah mengumpulkannya. Kalau mau mengambil photo sebaiknya dilantai paling atas masjidil haram, setelah subuh (setelah matahari terbit), nah dilokasi itu biasanya aman dan askarnya juga kalau lihat ngga' diapa-apain dan itu aku lihat banyak yang menggunakan camera maupun handycam, termasuk aku sendiri banyak mengabadikan moment di atas. Aku tahunya juga dari jamaah Indonesia, saat dia melihatku curi-curi ngambil gambar ka'bah dari balik tasku. dia bilang dari atas aja pak. viewnya bagus terus aman lagi, ngga' diapa-apain.